Nasionalisme di Bendera One Piece
Setiap Agustus, Indonesia merayakan kemerdekaan dengan berbagai atribut, tetapi perayaan ini seringkali terasa hampa dan kehilangan makna aslinya. Menurut Robertus Robet, nasionalisme di Indonesia telah berubah dari semangat kritis menjadi sekadar ritual dan gaya hidup emosional. Kita lebih mementingkan simbolisme seperti mengibarkan bendera, menyanyikan lagu kebangsaan, atau memakai batik, daripada nilai-nilai substansial republik seperti keadilan sosial dan partisipasi rakyat. Nasionalisme telah menjadi sebuah 'fetish' yang dikultuskan, bukan gagasan yang direfleksikan. Ini adalah cara untuk menutupi trauma sejarah dan masalah politik yang ada, alih-alih mengatasinya.
Nasionalisme yang sekarang, ironisnya, menjauhi rakyat. Meskipun secara retorik rakyat diagungkan, dalam praktiknya, mereka justru sering disingkirkan dari ranah politik. Demokrasi yang ada pun menjadi 'demokrasi pura-pura' atau republica simulata, di mana rakyat hanya digunakan sebagai alat legitimasi. Negara yang lahir dari revolusi justru menunjukkan fobia terhadap gerakan rakyat, mengkriminalisasi demonstrasi dan kritik. Ini menunjukkan betapa ironisnya kondisi republik yang seharusnya menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
Fenomena pengibaran bendera Bajak Laut Topi Jerami dari manga One Piece menjadi simbol ironi ini. Bendera ini dianggap menakutkan oleh para pejabat, padahal ia melambangkan persaudaraan, solidaritas, semangat petualangan, dan perlawanan terhadap tirani—nilai-nilai yang dulu menjadi fondasi bangsa, tetapi kini justru dilupakan oleh nasionalisme resmi. Bendera ini menjadi semacam 'manifesto bisu' dari kerinduan rakyat akan sebuah republik impian yang belum terwujud, sebuah republik yang memiliki keberanian untuk berhadapan dengan luka-lukanya sendiri.
Pada akhirnya, apa yang kita rayakan setiap 17 Agustus? Apakah perayaan ini adalah wujud kedaulatan rakyat atau sekadar drama untuk menutupi kenyataan bahwa republik kita semakin kaku dan dikendalikan oleh elite? Mengutip Sutan Sjahrir, cinta pada bangsa harus rasional dan bertanggung jawab, bukan emosi kosong. Kita tidak bisa menyelamatkan republik dengan patriotisme yang kosong, melainkan dengan keberanian untuk melihat kelemahan diri sendiri dan memperjuangkan pemulihan sejati. Sebab, ribuan bendera yang berkibar tidak ada artinya tanpa rakyat yang memiliki jiwa merdeka.
*) Abdul Hamim Jauzie; Disarikan dari "Republik Topi Jerami", Ditulis oleh Robertus Robert
0 Response to "Nasionalisme di Bendera One Piece"
Posting Komentar