IDUL ADHA; Refleksi Perjuangan Perempuan

Hari Raya Idul Adha lebih dikenal dengan ritual Qurbannya. Sebagai bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim saat itu berqurban dengan menyembelih putranya Ismail yang kemudian oleh Allah diganti seekor domba.

Ritual Qurban selama ini lebih dikenal dibandingkan dengan peristiwa pencarian mata air oleh Siti Hajar untuk keberlangsungan anaknya Ismail. Hal ini menunjukkan, tindakan yang dilakukkan perempuan dari dulu hanya dilihat sebagai hal yang biasa-biasa saja.

LBH Keadilan mengajak publik untuk tidak hanya mengingat perjuangan Nabi Ibrahim, tapi juga perjuangan Isteri Nabi Ibrahim, Siti Hajar. Saat itu Siti Hajar dengan tanpa putus asa mencari sumber mata air di tengah padang pasir yang tandus untuk keberlangsungan hidup anaknya Ismail.

LBH Keadilan mengajak publik untuk tidak menafikan perjuangan, pengorbanan dan peran Siti Hajar. Apa yang dilakukan Siti Hajar merupakan hal yang luar biasa. Jadi jangan hanya mengagumi pengorbanan Nabi Ibrahim, tapi juga Siti Hajar.

Dalan konteks kekinian, perempuan masih diperlakukan seperti Siti Hajar. Perempuan hanya dijadikan objek pembangunan. Apa yang dilakukan perempuan tidak pernah diapresiasi. Perempuan misalnya diminta untuk menekan jumlah penduduk dengan membatasi kelahiran anak, namun setelah hal itu dilakukan, perempuan diabaikan kesehatannya sehingga angka kematian ibu hingga saat ini masih tinggi.

Kontak: Halimah Humayrah Tuanaya - Direktur Advokasi (08568333961, PIN 28BCD74E)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "IDUL ADHA; Refleksi Perjuangan Perempuan"

Posting Komentar